MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KHAS SAINS
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KHAS
SAINS
Pada hakikatnya, sebuah proses
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dapat disebut sebagai sebuah proses
ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam Kurikulum 2013 diamanatkan tentang apa sebenarnya
esensi dari pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran. Ada sebuah keyakinan
bahwa pendekatan ilmiah merupakan sebentuk titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap (ranah afektif), keterampilan (ranah psikomotorik), dan pengetahuan
(ranah kognitif) siswa.
Model pembelajaran khas sains adalah
pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yakni proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Pendekatan saintifik dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari
guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan
untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi, dan bukan hanya diberi tahu
Ada lima kegiatan utama di dalam proses pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
1. Mengamati
Mengamati dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan
mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
2. Menanya
Menanya untuk membangun pengetahuan peserta didik
secara faktual, konseptual, dan prosedural, hingga berpikir metakognitif, dapat
dilakukan melalui kegiatan diskusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas.
3. Mencoba
Mengeksplor/mengumpulkan informasi, atau mencoba untuk
meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dapat
dilakukan melalui membaca, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu,
memperoleh informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk
tulisan, lisan, atau gambar.
4. Mengasosiasi
Mengasosiasi dapat dilakukan melalui kegiatan
menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan
memprediksi/mengestimasi.
5. Mengkomunikasikan
Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan
hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau
grafik, dapat dilakukan melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau
unjuk kerja.
Model pembelajaran
merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Ada banyak model pembelajaran dan beberapa yang disarankan di
dalam kurikulum 2013 diantaranya adalah:
1. Inquiry Based Learning
Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai
berikut:
- Observasi/Mengamati
- Mengajukan
pertanyaan
- Mengajukan
dugaan atau kemungkinan jawaban/ mengasosiasi atau melakukan penalaran
- Mengumpulkan
data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan/memprediksi
dugaan
- Merumuskan
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis,
mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
2. Discovery Based Learning
Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai
berikut:
- Stimulation
(memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan
materi pembelajaran/topik/tema.
- Problem
Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan menanya,
mencari informasi, dan merumuskan masalah.
- Data
Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi,
melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau merumuskan
berbagai alternatif pemecahan masalah
- Data
Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan
konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
- Verification
(memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data,
mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, mengasosiasikannya
menjadi suatu kesimpulan.
- Generalization
(menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
3. Problem Based Learning
Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai
berikut:
- Orientasi
pada masalah; mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
- Pengorganisasian
kegiatan pembelajaran; menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya)
terhadap malasalah kajian.
- Penyelidikan
mandiri dan kelompok; melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data
dalam rangka menyelesaikan masalah yang dikaji.
- Pengembangan
dan Penyajian hasil; mengasosiasi data yang ditemukan dengan berbagai data
lain dari berbagai sumber.
- Analisis
dan evaluasi proses pemecahan masalah;
4. Project Based Learning
Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai
berikut:
- Menyiapkan
pertanyaan atau penugasan proyek; langkah awal agar peserta didik
mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena
yang ada.
- Mendesain
perencanaan proyek; menyusun perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
- Menyusun
jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek.
- Memonitor
kegiatan dan perkembangan proyek; mengevaluasi proyek yang sedang
dikerjakan.
- Menguji
hasil; Fakta dan data dihubungkan dengan berbagai data lain.
- Mengevaluasi
kegiatan/pengalaman; mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk
tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
Pada dasarnya model-model pembelajaran K13
adalah model pembelajaran khas sains,
tapi juga dikembangkan agar digunakan
oleh mata pelajaran selain sains. Hal ini dikarenakan pembelajaran
berbasis pendekatan ilmiah mempunyai hasil
yang lebih efektif bila
dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran
dengan pendekatan
tradisional. Penelitian menunjukkan bahwa pada pembelajaran tradisional,
retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah 15 menit dan
perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen
setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen. Proses
pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah harus dipandu dengan
kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan
dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan
tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus
dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria
ilmiah.Sebuah proses pembelajaran yang digenjot oleh seorang guru di
kelasnya akan dapat disebut ilmiah bila proses pembelajaran tersebut
memenuhi kriteria-kriteria berikut ini.
1. Substansi
atau materi pembelajaran benar-benar berdasarkan fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira,
khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan
guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik harus
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran
yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong
dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
substansi atau materi pembelajaran.
4. Mendorong
dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik (membuat dugaan) dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi
atau materi pembelajaran.
5. Mendorong
dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan
pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi
pembelajaran.
6. Berbasis
pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung-jawabkan.
7. Tujuan
pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem
penyajiannya. Kemudian, sebuah proses pembelajaran harus terhindar dari
sifat-sifat atau nilai-nilai non-ilmiah yang meliputi intuisi, penggunaan akal
sehat yang keliru, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal
berpikir kritis.
Adapun pertanyaan yang ingin saya diskusikan adalah
1. Bagaimana
pendapat saudara/i tentang model-model pembelajaran sains ini yang kini juga
dipakai sebagai model pembelajaran ilmu lain, contohnya IPS, bahasa dan mata
pelajaran lainnya?
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah mempunyai hasil yang lebih efektif bila dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran dengan pendekatan tradisional. Bagaimana menurut pendapat saudara/i?
3. Dari ke empat model diatas manakah yang menurut saudara/i yang lebih memberikan dampak terhadap pola pikir siswa berupa kemampuan penyelesaian masalah sehari-hari?
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah mempunyai hasil yang lebih efektif bila dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran dengan pendekatan tradisional. Bagaimana menurut pendapat saudara/i?
3. Dari ke empat model diatas manakah yang menurut saudara/i yang lebih memberikan dampak terhadap pola pikir siswa berupa kemampuan penyelesaian masalah sehari-hari?
Refrensi
Pedoman kurikulum 2013 oleh
Kemendikbud.
BalasHapusMenanggapi soal no 3.
Menurut saya dari beberapa model diatas, yang lebih memberikan dampak pada siswa dalam kemampuan penyelesaian masalah sehari hari yaitu model PBL. Sebagai mana kita ketahui bahwa
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussaya akan menjawab pertanyaan Dari ke empat model diatas manakah yang menurut saudara/i yang lebih memberikan dampak terhadap pola pikir siswa berupa kemampuan penyelesaian masalah sehari-hari? menurut saya adalah model pembelajaran berbasis masalah peserta didik harus mengembangkan keterampilannya untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis sekaligus membangun pengetahuan baru. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalahnya. Model ini merangsang peserta didik untuk mencari solusi dari permasalah dunia nyata. Disamping mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pembelajaran berbasis masalah juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antarteman. Penelitian adalah inti dari pembelajaran berbasis masalah. Karena itu guru harus mengupayakan agar semua peserta didik aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penelitian. Hasil-hasil penelitian ini dapat menghasilkan penyelesaian masalah
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussaya mencoba menanggapi pertanyaan no 2. Menurut pendapat saya tentu saja pendekatan ilmiah akan lebih efektif dibadingkan dengan pendekatan tradisional . Wujud dari pendekatan ilmiah itu adalah metode iilmiah. Berdasarkan sumber yang saya baca Pembelajaran dengan pendektatan ilmiah cenderung berpusat pada siswa dimana siswa terlibat aktif pada proses KBM, tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. sedangkan pembelajaran dengan pendekatan tradisional proses KBM hanya berjalan satu arah , cenderung monoton, dan pembelajaran hanya menekankan pada pengetahuan kognitif saja.
BalasHapusAssalamualaikum
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2. Pendekatan ilmiah lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan tradisional. Hal itu dapat terjadi karena pada dendekatan saintifik memili 5 kegiatan utama yaitu: mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan yang dapat membantu mengembangkan pola pikir siswa. Selain itu pendekatan ilmiah ini dalam proses KBM berpusat pada siswa. Artinya siswa dapat terlibat aktif selama proses belajar mengajar. Hal itu berbanding terbalik dengan pendekatan pembelajaran ceramah yang sifatnya membosankan. Karena pengetahuan hanya di dapatkan dari guru.
Jika di tilik dari pertanyan ke 3 Project based learning unggul dalam pemecahan masalah, dilihat dari sintax model ini, alur2 dari persiapan hingga evaluasi membuat siswa menjadi pelajar yg aktif, kreatif, komukatif... artinya dunia nyata menjadi media mereka untuk belajar
BalasHapusAssalamualaikum wr.wb
BalasHapusSaya mencoba menanggapi pertanyaan yang terakhir.
Kalai menurut saya Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan.
Terima kasih
Assalamualaikum, saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomr 1.
BalasHapusMenurut saya, model model pembelajaran sains yang banyak digunakan di ilmu lain, merupakan suatu pertanda baik, bahwasanya ahli-ahli pendidikan sains telah memilih model pembelajaran yang memang tepat digunakan untuk membelajarkan sains kepada peserta didik karena seauai dengan apa yang diharapkan ahli pendidikan sains.
Terkait model-model yang saudari jelaskan, model-model tersebut, sebelumnya memang sudah ada, hanya saja, tidak dilirik oleh ilmu lain, namun, melihat keberhasilan dalam membelajarkan sains dengan model-model tersebut, akhirnya ahli-ahli ilmu lain mulai menerapkan dalam membelajarkan pembelajarannya.
Menanggapi pertanyaan no. 2 saya setuju dng pendapat anda dimana pendekatan ilmiah lebih baik drpd tradisional karena sesuai dng prosedur ilmiah yg berbasis pembelajaran sains abad 21. Sedangkan yang tradisional blm jelas langkah langkah pembelajaran nya.
BalasHapusMenanggapi pertanyaan no. 2 saya setuju dng pendapat anda dimana pendekatan ilmiah lebih baik drpd tradisional karena sesuai dng prosedur ilmiah yg berbasis pembelajaran sains abad 21. Sedangkan yang tradisional blm jelas langkah langkah pembelajaran nya.
BalasHapusDari ke empat model diatas manakah yang menurut saudara/i yang lebih memberikan dampak terhadap pola pikir siswa berupa kemampuan penyelesaian masalah sehari-hari?
BalasHapusMenurut saya model yang memberikan dampak terhadap pola pikir siswa berupa kemampuan penyelesaian masalah sehari-hari adalah Project Based Learning karna menuntut kita untuk Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek; langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada, Mendesain perencanaan proyek; menyusun perencanaan proyek bisa melalui percobaan, Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek, Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek; mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan, Menguji hasil; Fakta dan data dihubungkan dengan berbagai data lain, dan Mengevaluasi kegiatan/pengalaman; mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
menanggapi pertanyaan no 2.
BalasHapusHasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah mempunyai hasil yang lebih efektif bila dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran dengan pendekatan tradisional. Bagaimana menurut pendapat saudara/i?
karena pendekatan ilmiah merupakan model pembelajaran yang mengajarkan tentang kriatifitas dan kemandirian siswa sedangkan pendekatan tradisional merupakan model pembelajaran yang menonton sehingga membuat siswa jadi bosan dalam belajar.