Efektivitas Model Pembelajaran Quantum dalam Pembelajaran Sains

Efektivitas Model Pembelajaran Quantum dalam Pembelajaran Sains

A. Model Quantum Teaching
Quantum Teaching berfokus pada hubungan yang dinamis dalam lingkungan kelas dengan interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Model pembelajaran Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah “simponi” dalam pembelajaran, yang membagi unsur-unsur pembentuknya menjadi dua kategori : konteks dan isi (Context And Content).
            Model pembelajaran Quantum Teaching belum banyak diterapkan dalam proses pendidikan di Indonesia. Di samping model itu tergolong baru dan belum banyak dikenal oleh komunitas pendidikan di lndonesia, kebanyakan guru lebih suka mengajar dengan model konvensional, yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher centered instruction). Guru bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar, menyajikan pelajaran dengan metode ceramah, latihan soal atau drill, dengan sedikit sekali atau bahkan tanpa media pendukung.
            Quantum Teaching berasal dari 2 kata, yaitu ‘Quantum’ dan ‘Teaching’. Quantum dapat diartikan sebagai interaksi yang merubah energi menjadi cahaya. Teaching berasal dari kata ‘teach’ dalam Bahasa Inggris yang berarti mengajar. DePorter, et al mendefinisikan Quantum Teaching sebagai penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar yang efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.
            Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi SuperCamp. Diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan, seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intelligences (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Grinder dan Bandler), Experiential Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), dan Element of Effective Instruction (Hunter). Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket multisensori, multikecerdasan, dan kompetibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk berprestasi.
            Tidak ada seorang pun yang menyangkal bahwa keapatisan murid terhadap guru, disebabkan oleh adanya kendala bagi seorang murid dalam menyerap ilmu atau juga dalam memahami perkataan guru. kepasrahan dan keseriusan murid terhadap guru merupakan faktor yang vital dalam menyerap dan memahami ilmu dengan jalan yang benar. Oleh karena itu sekali-kali seorang guru harus juga melihat kondisi muridnya serta menggunakan metode untuk menarik perhatian murid.
            Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalam Quantum Teaching terjadi suatu kompleksitas karena adanya penggabungan dari berbagai faktor. Pada dasarnya, proses belajar juga merupakan suatu fenomena yang kompleks. Oleh karena itu, segala sesuatu dipandang memiliki arti tersendiri dalam proses belajar. Dalam proses belajar, sejauh mana guru mampu merubah lingkungan, prestasi, dan rancangan pengajaran menjadi lebih baik, maka sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Hal inilah yang menjadi dasar bagi konsep Quantum Teaching.
            Dalam pembelajaran Quantum Teaching juga ditekankan prinsip-prinsip pembelajaran yang harus dimunculkan pada setiap pembelajaran kepada siswa sebagai berikut :
1.      Segalanya Berbicara
Segala dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh Anda, dari kertas yang Anda bagikan hingga rancangan pembelajaran Anda, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2.      Segalanya Bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan anda semua mempunyai tujuan, semuanya.
3.      Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya ransangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami  informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
4.      Akui Setiap Usaha
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5.      Jika Layak Dipelajari Maka Layak Untuk Dirayakan
Perayaan adalah sarapan utama juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif  belajar.
       Dengan prinsip-prinsip seperti itu, maka mekanisme pembelajaran partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan akan bisa dicapai, baik oleh siswa atau oleh guru. Sehingga tidak ada ketakutan pada diri siswa saat akan mengikuti pembelajaran.
B.   Kerangka Model Quantum Teaching
       Kerangka perancangan pembelajaran Quantum kemudian dinamakan dengan TANDUR. TANDUR merupakan singkatan dari Tumbuhkan, Alami, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Penjelasan masing-masing kata di atas adalah sebagai berikut.

1. Tumbuhkan
Tumbuhkan berarti sertakan diri mereka, pikat dan puaskan dengan AMBAK (Apakah Manfaatnya BagiKu). Artinya bahwa tumbuhkan minat belajar siswa dengan  memberikan rasa puas pada pertanyaan “Apakah Manfaat BagiKu” (AMBAK) yang ada pada pikiran mereka. Pada tahap ini, guru hendaknya mempelajari materi atau mengingatkan materi penunjang yang sebelumnya sudah diperoleh siswa. Oleh karena itu, peran guru dalam memberikan motivasi, semangat, dan rangsangan belajar kepada siswa menjadi hal yang sangat penting.
2. Alami
Berikan mereka pengalaman belajar , tumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui. Unsur ini memberikan pengalaman kepada siswa dan mendorong hasrat alami otak untuk “menjelajah”. Proses pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami secara langsung materi yang di ajarkan. “Pengalaman dapat menciptakan ikatan emosional, menciptakan peluang untuk pemberian makna, dan pengalaman membangun keingintahuan siswa.”
3. Namai
Berikan data, tepat saat minat memuncak. Namai yang dimaksudkan adalah tahap untuk menyediakan kata kunci dan mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar yang menjadi pesan pembelajaran. Berikan “data” tepat ketika minat memuncak. Dengan melakukan praktek secara langsung maka siswa benar-benar bisa mencari rumus, menghitung dan memperoleh informasi baru (nama) yaitu dengan pengalaman yang dialami sehingga membuat pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi berarti.
4. Demonstrasikan
Demonstrasikan berarti berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Artinya bahwa pada tahap ini guru memberikan peluang kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya. Bentuk aktivitas belajar seperti menjawab pertanyaan, mengerjakan soal ke papan, mengajukan pertanyaan, dan memberikan pendapat atau tanggapan.
5. Ulangi
Rekatkan gambaran keseluruhan. Artinya ulangi menunjukkan kepada siswa pengulangan materi yang diberikan dan menegaskan kepada siswa bahwa mereka benar-benar tahu tentang apa yang mereka pelajari. Maksud pengulangan tersebut tidak hanya bisa dilakukan di sekolah, namun bisa juga di rumah. Mengulang materi pembelajaran yang telah dibahas dalam pembelajaran akan menguatkan koneksi saraf dan penguatan konsep yang telah dipelajari sehingga akan selalu diingat siswa.

6. Rayakan
Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. perayaan menambatkan belajar dengan asosiasi positif. Rayakan berarti berikan penghargaan atas prestasi yang positif, sehingga terus diulangi. Memberikan pengakuan atas upaya atau usaha yang dilakukan siswa baik yang dilakukan secara individu maupun berdiskusi. Perayaan berarti pemberian umpan balik yang positif kepada siswa atas keberhasilannya baik berupa pujian maupun pemberian hadiah, tepuk tangan, ataupun bentuk lainnya untuk memotivasi siswa agar belajar lebih giat lagi.

C. Efektivitas Quantum Teaching
Dalam pembelajaran pengukuran terhadap efektivitas pembelajaran tersebut dilakukan dengan melakukan analisis data terhadap hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan respon siswa. Pengukuran terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan memberikan soal pretest dan posttest.
Vernon A. Magnessen (1983) mengatakan Siswa belajar: 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang di lihat dan dengar, 70% dari apa yang  dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan lakukan. Ini menunjukkan guru mengajar dengan ceramah, maka siswa akan mengingat dan menguasai hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Sebaliknya jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkanknya maka akan mengingat dan menguasai sebanyak 90%. 
Pembelajaran kuantum mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai, menakjubkan, menyenangkan , dan menggairahkan. Indikator keberhasilan pembelajaran kuantum adalah siswa sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera kalau aktivitas belajarnya menyenangkan dan menggairahkan.
Manfaat belajar kuantum antara lain :
  1. Suasana kelas menyenangkan sehingga peserta didik bergairah belajar.
  2. Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai pendorong belajar.
  3. Siswa belajar sesuai denagn gaya belajar masing-masing.
  4. Apapun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.
Jadi model pembelajaran quantum ini sangat efektif digunakan bila guru mampu menjadi seorang yang sangat antusias didalam proses pembelajaran, guru merupakan kunci utama semangat belajar siswa.
 Dari uraian diatas saya ingin menanyakan
  • 1.      Bagaimana cara guru untuk tetap memiliki semangat dalam mengajar? Karena dalam pembelajaran kuantum energi positif dari guru sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran siswa.
  • 2.      Pembelajaran kuantum diperkenalkan pada tahun 2000 dan sudah berpedoman kepada student centered. Apakah dapat kita katakan bahwa sebenarnya model-model pembelajaran yang ada saat ini merupakan pengembangan dari pembelajaran kuantum?
  • 3.      Pada model kuantum apa kesulitan yang mungkin dihadapi guru ketika menerapkannya?

Referensi
DePorter, dkk. (2000), Quantum Teaching. Bandung : Kaifa.         
Megensen, Vernon. (1993). Innovative Abstracks 5, 25 National Institute for Staff and Organizational Development, University of Texas, Austin, Texas

Komentar

  1. Menanggapi pertanyaan nomor satu dari penulis. Kebetulan saya pernah menerapkan model ini di sebuah SMK N. Cara efektif agar guru memiliki semangat dalam menerapkannya adalah dengan memahami dan menerapkan model ini sesuai yang dianjurkan. Dimulai dari persepsi yang benar tentang siswa, bahwa sebenarnya tidak ada siswa yang bodoh. Yang ada adalah mereka tidak belajar sesuai gaya belajarnya. Serta masuki dunia siswa, kemudian bawa mereka ke dunia kita dengan pembelajaran yang menyenangkan.
    Terimakasih,.

    BalasHapus
  2. Untuk pertanyaan nomor tigakesulitan yang dialami guru guru mengalami kesulitan dalam membimbing siswa pada saat pembagian kelompok, guru mengalami kesulitan dalam menerapkan model quantum teaching pada sebagian siswa di dalam kelas, dan guru masih mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan dan arahan secara merata kepada siswa terutama pada siswa yang berkemampuan.

    Salam
    Agung Laksono

    BalasHapus
  3. assalamualaikum wr wb, terimakasih ulasannya..
    menanggapi pertanyaan kedua, sepengetahuan saya bahkan model ini sudah dikembangkan sebelum tahun 2000-an atau 1980-an.. model ini sudah student centered.. sebagai model yang sudah cukup tua bisa jadi model ini menjadi salah satu tolak ukur pengembangan model lainnya karena biasanya sesuatu yang hampir sama itu dikembangkan berdasarkan kelebihan model sebelumnya dan meminimalisir kekurangan model sebelumnya. terimakasih...

    BalasHapus
  4. terima kasih. menjawab nmor 1 Bagaimana cara guru untuk tetap memiliki semangat dalam mengajar?
    menurut saya;
    1. mulailah dari tersenyum
    2. disela-sela mengajar carilah lelucon/vidio lucu yg membuat guru dan siswa tertawa ini merupakan relaksasi otak.

    BalasHapus
  5. Assalamualikum wr.wb menurut pendapat saya cara agar guru tetap memilki semangat adalah dengan menyukai profesinya untuk mengajar dan bekerja dengan ikhlas

    BalasHapus

  6. Menanggapi soal no 1.
    Guru tersebut harus tetap menjaga mood nya agar bisa tetap semangat dalam mengajar

    BalasHapus
  7. Bagaimana cara guru untuk tetap memiliki semangat dalam mengajar? Karena dalam pembelajaran kuantum energi positif dari guru sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran siswa. maka seorang guru harus profesional terhadap tugasnya dan seorang guru harus benar - benar menyukai apa yang akan diajarkan.

    BalasHapus
  8. Pembelajaran kuantum diperkenalkan pada tahun 2000 dan sudah berpedoman kepada student centered. Apakah dapat kita katakan bahwa sebenarnya model-model pembelajaran yang ada saat ini merupakan pengembangan dari pembelajaran kuantum?
    jika dirujuk dari sintaknya mungkin dapat dikatan bebrapa model adalah pengembangan dari QT, namun sebenarnya pada student cntered inilah letak penhgembangan model2 yang ada sekarang, dimana siswa yang harus menguasai keadaan kelas. aktif kreatif dan inivatif

    BalasHapus
  9. Assalmualaikum wr wb
    menanggapi pertanyaan no 1
    cara guru tetap memiliki semangat dalam mengajar yaitu mulailah dengan niat yang tulus untuk mengajar jika niatnya tulus untuk mengajar maka guru akan menyenangi apa yang akan dia lakukan, tetap profesional dalam mengajar tidak mencampurkan urusan pribadi dengan urusan kerja, tetap semangat dan fokus pada kegiatan yang sedang dilakukan.

    BalasHapus
  10. Baiklah saya akan mencoba menjawab soal nomor 1. terkait cara agar guru tetap semangat dalam mengajar pada saat pembelajaran quantum learning menurut saya adalah salah caranya adalah dengan selalui menanamkan sikap bahwa apa yang kita lakukan adalah ibadah jariah kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak didik, disamping itu juga kita selalu bersifat terbuka terhadap hal-hal yang baru serta memotivasi diri terhadap pembelajaran kuantum learning

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KHAS SAINS

Model Pembelajaran Konseptual Dan Model Pembelajaran Kolaboratif